Kamis, 23 April 2015

MADU Sebagai Obat Penyakit Diabetes


Meskipun mengandung banyak zat gula, madu berkhasiat mengobati gejala penyakit gula dan komplikasinya.

Sesungguhnya, mengonsumsi zat-zat kimia selain gula berguna untuk membersihkan makanan dan minuman bagi para penderita diabetes. Misalnya zat sokrol yang rasanya enak. Tapi, zat itu memiliki efek samping bagi tubuh. Karena itu, banyak  ilmuwan berusaha meneliti zat lain selain sokrol dan gula putih (gula tebu).

Banyak ilmuwan menyebutkan bahwa para pasien diabetes jika mengonsumsi madu akan mengalami perubahan di dalam hati menjadi gula hewan/gula otot (glikogen). Setelah itu, biasanya tubuh akan mendapatkan manfaat secara alami.

Pada tahun 1953, para ilmuwan Jerman: Karneim dan kawan-kawannya menyatakan bahwa 50% gula buah (sukrosa) di dalam tubuh akan berubah menjadi zat glikogen yang bermanfaat bagi penderita diabetes. Kenyataan ini sampai kepada para ilmuwan Eropa, seperti Hatsnison, Amoes, dan Toebys. Mereka menyebutkan bahwa madu merupakan bahan pembersih makanan dan minuman terbaik. Pemberian madu kepada penderita diabetes sebanyak 20 gram saat berbuka puasa, 20 gram setelah waktu zhuhur, tanpa perubahan apa pun pada pengobatan harian mereka, tidak akan meningkatkan kadar gula darah. Madu yang digunakan harus madu alami, bukan madu buatan yang banyak dicampur dengan gula.

Dua tokoh ilmuwan, Strews dan Ruzenfeld, menyatakan bahwa gula yang berbeda akan menghasilkan hasil yang beragam. Mengonsumsi gula buah yang sesuai dengan tubuh penderita, lebih baik dibandingkan gula putih (gula tebu).

Pada tahun 1971, di Negara Bagian Kakuta, wilayah Wisconsin, AS, tersebar kisah insinyur AS penderita diabetes. Setiap pengobatannya selalu mengalami kegagalan karena komplikasi penyakit. Para tetangga menasihatinya untuk mengonsumsi madu sebagai zat pembersih makanan dan minumannya. Dia disarankan untuk menghindari gula putih. Untuk itu, dia coba mengonsumsi madu sebagai bagian dari makanan dan minumannya. Setelah mengonsumsi madu, kadar gula di dalam darahnya menurun drastis dan keadaannya juga semakin membaik.

Ketika hal itu dipublikasikan, dua orang berkebangsaan AS (suami-istri) yang menderita diabetes beralih mengonsumsi banyak madu dan buah. Pada akhirnya, sepasang suami-istri tersebut sembuh dari penyakit diabetes. Dengan demikian, jelaslah bahwa mengonsumsi madu dan banyak buah sangat bermanfaat bagi penderita diabetes.

Ilmuwan muslim Dr. Musthafa Siba’i menceritakan pengalaman pribadinya ketika sembuh dari penyakit diabetes dengan menggunakan madu. Tidak hanya itu, dia menjaga makanan dengan memakan buah segar.

Nyatalah sudah kebenaran hadits Rasulullah SAW yang mulia, yang menyatakan: “Hendaklah kalian menggunakan dua penyembuh ini, yaitu AI Qur’an dan madu.”

Dan, firman Allah SWT: “… di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia….” (QS. An-Nahl [16]:69).

Beliau mengatakan bahwa setelah lima bulan sejak mulai menggunakan aturan ini dalam pengobatan, kadar gula pada saluran kantong kemih menghilang dengan sempurna. Kadar gula darahnya berkurang drastis hingga mendekati batas alami.

Tokoh pertama yang menyatakan manfaat madu adalah Defedoerf dari Rusia pada tahun1915. Dia menyebutkan bahwa gula madu lebih utama dibandingkan dengan gula lainnya sebagai makanan para penderita diabetes. Gula madu mencegah zat asam pada darah. Para ilmuwan Rusia menemukan zat pada madu yang melakukan aktivitas insulin dan bekerja menyembuhkan kadar gula.

Seorang ilmuwan Universitas Otawa, Kanada, mengatakan bahwa di dalam madu, tersusun zat yang memotivasi aktivitas sel penghasil insulin. Insulin sendiri, secara alami dihasilkan di pankreas. *** (disarikan dari beberapa sumber).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar