Dampak negatif kolesterol
jahat terhadap kesehatan seperti stroke dan serangan jantung, ternyata tidak
diketahui sebelumnya. Kolesterol berbahaya itu langsung ‘menyerang’ organ vital
manusia. Karena itu, seseorang yang memiliki kolesterol jahat atau low
density lipoprotein (LDL) tinggi perlu mengetahui
cara menyembuhkannya, dan meningkatkan kadar kolesterol baik atau high
density lipoprotein (HDL).
Dokter Rizaldy T. Pinzon,
pakar penyakit dalam, menuturkan seputar fenomena orang dengan kolesterol
tinggi. Bahkan, satu di antara enam orang di dunia terkena stroke dan setiap
enam detik ada kasus stroke yang terjadi. Sebagian besar, 80% disebabkan oleh
trombotik dan sumbatan akibat kolesterol. “Laki-laki dan perempuan semua
berpotensi. Tetapi, perempuan menopause jauh lebih rentan memiliki kolesterol
LDL yang tinggi,” jelasnya dalam suatu seminar tentang “Kolesterol dan Resiko
Penyakit Stroke dan Jantung”, beberapa waktu yang lalu.
Ada banyak faktor yang
memengaruhi LDL tinggi. Di antaranya, merokok, diabetes, hipertensi, kegemukan
sentral dan faktor genetic, bisa menimbulkan LDL tinggi. “Boleh gemuk, tetapi
harus merata. Jangan buncit. LDL yang ditoleransi kurang dari 100 mg/dl atau
paling tidak toleransinya 130 mg/dl. Kalau di atas itu, hati-hati,” dia
mengingatkan.
Bila seseorang memiliki
LDL tinggi dan HDL rendah, hal itu berisiko mengalami stroke atau serangan
jantung. Serangan, lanjut dia, bisa langsung menyerang penyumbatan saluran
darah pada otak yang menimbulkan stroke, atau pembuluh darah di jantung
(serangan jantung), menyumbat pembuluh ginjal (gagal ginjal) atau menyerang
pembuluh darah di mata yang berakibat pada kebutaan. “Ironisnya, 90% mereka
yang terkena stroke, serangan jantung, gagal ginjal atau buta, tidak mengetahui
gejalanya disebabkan oleh kolesterol (LDL) yang tinggi. Makanya, kolesterol
jahat ini menjadi salah satu penyebab kematian tertinggi di dunia,” ujar
Pinzon.
Ada sejumlah faktor
penyebab orang dengan LDL yang tinggi. Di mana 85% mereka makan sayur dan buah
yang sedikit, 62% mengalami obesitas tidak total, 1-5% jarang bergerak, 30%
akibat stress, dan 80% mereka saat diperiksa dokter mengaku baik-baik saja.
Untuk menghindari hal itu, seseorang harus memiliki HDL yang lebih baik
daripada LDL. “Lakukan diet sehat, olah raga teratur dan lakukan pola hidup
yang konsisten. Hindari makan fast food,
junk food, dan makan-makanan
berlemak. Kalau LDL sudah menyumbat pembuluh darah maka risikonya adalah
terkena stroke atau serangan jantung,” katanya.
Menurut Direktur RS
Bethesda, dokter Poerwadi, Trigliserida merupakan jenis lemak yang lain yang
juga melewati saluran darah. Kebanyakan jaringan lemak tubuh yang berasal dari
lemak dalam makanan. “Tingginya kadar Trigliserida dalam tubuh merupakan faktor
risiko tambahan terhadap serangan jantung. Tingginya HDL dalam darah dapat
membantu mengurangi risiko penyakit jantung,” jelasnya.
Secara umum, baik Pinzon
maupun Poerwadi menganjurkan agar secara berkala kita melakukan medical chek up secara berkala.
Pasalnya, untuk memonitor perkembangan LDL general
chek up perlu dilakukan. *** (sumber: disadur dari Solopos.com).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar